--> Skip to main content

Lomba Panjat Pinang Masih Layakkah Diadakan?

MEDIAKOMPILASI.COM, Lomba Panjat Pinang Masih Layakkah Diadakan? – Sebentar lagi Rakyat Indonesia akan merayakan Hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia dan seperti biasanya masyarakat akan antusias menyambut momen tersebut dengan mengadakan berbagai lomba atau biasa disebut lomba Agustusan yang tidak akan dijumpai pada bulan-bulan lain sebut saja Lomba panjat pinang, Balap karung, Makan kerupuk, joged bola dan masih banyak lagi.

Lomba Panjat Pinang

Seperti sudah menjadi tradisi lomba-lomba tersebut selalu diadakan secara turun temurun dikota maupun didesa meskipun zaman sudah banyak berubah sehingga muncul pertanyaan masih layakkah lomba-lomba tersebut diadakan? Salah satu lomba yang menurut saya perlu dikaji ulang pelaksanaannya yaitu Lomba panjat Pinang. Lomba ini sudah sejak lama diadakan ketika menyambut HUT Kemerdekaan RI bahkan semenjak saya masih kecil lomba ini sudah ada jadi umurnya sudah cukup tua.

Ada beberapa alasan kenapa Lomba Panjat Pinang ini perlu dikaji ulang pelaksanaannya diantaranya:

1. Faktor Keselamatan
Umumnya tiang atau batang kayu yang dipanjat oleh peserta lomba tingginya bisa mencapai 8-10 meter. Dalam memanjatnya dilakukan dengan sambung menyambung diantara anggota tim peserta yang beranggotakan 7-8 orang. Pemanjat  yang berada diataslah yang paling beresiko terlepas pegangannya sehingga bisa terjatuh. Dengan ketinggian sebesar itu tentunya cukup berbahaya jika sampai terjatuh apalagi kayunya diberi pelumas semacam oli sehingga sangat licin.

Bahaya lainnya tidak hanya sampai disitu setelah salah satu anggota tim sampai dipuncak pinang dimana biasanya duduk diatas kayu tempat menggantungkan hadiah, jika tidak hati-hati bisa saja terjatuh atau kayunya patah atau lebih parah lagi jika pohon pinangnya roboh. Bandingkan dengan olah raga outbond misalnya flying fox meski tidak terlalu tinggi tetap saja dibekali dengan tali pengaman, Nah panjat pinang lumayan tinggi naiknya tapi tanpa pengaman sedikitpun.

Baca juga : FOTO : Tradisi Unik Lomba Panjat Pinang Menyambut HUT RI

2.Kurang Manusiawi
Pada hakikatnya manusai lebih menyukai kemudahan dari pada kesulitan jika ada yang mudah buat apa cari yang susah. Pada lomba panjat pinang ini pohon yang dipanjat diberi pelicin sehingga tentu saja menjadi susah untuk dipanjat jadi sungguh sangat bertolak belakang dengan sifat manusia dimana dalam keadaan normal orang yang memanjat pohon justru seringkali menggunakan peralatan tambahan semisal Tangga atau pohon yang dilubangi sehingga lebih mudah.

Belum lagi anggota tim panjat pinang yang paling bawah harus menahan beban yang lumayan berat, kalau satu orang mungkin masih wajar tapi kalau lebih dari 3 orang tentu tidak manusiawi

3.Kurang Mendidik
Setiap lomba panjat pinang selalu ramai penonton terutama dari kalangan anak-anak yang tentu saja mereka akan mempertahankan tingkah laku peserta lomba panjat pinang. Secara tidak langsung mereka mengajarkan anak-anak untuk mengikuti jejak/mencontoh  mereka saat besar nanti atau bahkan jadi terinspirasi sehingga mencoba-coba naik pohon yang tinggi, Repot bukan?

Meski lomba panjat pinang ini mengajarkan kekompakan namun sedikit sekali nilai edukasinya karena hanya mengandalkan kekuatan otot tanpa harus memutar kemampuan otak.

Semoga saja di HUT Kemerdekaan tahun 2018 ini lomba panjat pinang semakin berkurang atau kalau bisa dihilangkan sama sekali karena masih banyak lomba-lomba lainnya yang lebih aman, mendidik dan manusiawi. Bagaimana menurut pendapat anda? 
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar